52. Kalau karyawan, senangnya dan ngarepnya difasilatasi.
53. Kalau pengusaha, senangnya dan ngarepnya memfasilitasi.
54. Kalau beberapa karyawan, capek kerjanya cuma mundar-mandir sambil foto copy doang.
55. Kalau beberapa karyawan, capek kerjanya cuma ngetik-ngetik di Microsoft Word dan Excel.
56. Beberapa karyawan, pas lagi asyik-asyik liburan, eh, malah ditelpon Kantor. Harus dijawab. Ingat kontrak. Nggak punya kebebasan waktu.
57. Beberapa karyawati, tidak diizinkan untuk ta'at kepada Allah dengan cara berpenampilan syar'i. Mereka dipaksa untuk tidak mengenakan kerudung. Atau, dipaksa mengenakan kerudung yang tidak syar'i.
58. Rasulullah Saw. bersabda, “Wahai Amru, sebaik-baik harta adalah harta yang dimiliki oleh hamba yang Shalih...” (HR. Ahmad).
59. Karyawan, ketemu sama uangnya sebulan sekali. Jadi kurang akrab.
60. Pengusaha, ketemu sama uangnya setiap hari. Jadi lebih akrab.
61. Karyawan, udah malam-malam pun dimarah-marahin supaya bangun pagi-pagi banget.
62. Karyawan, melihat pemandangan nikmatnya orang liburan di hari libur, dikala diri sendiri tidak libur dan harus kerja.
63. Beberapa karyawan, tidak dimanusiakan sebagai manusia. #Miris
64. Kalau jadi karyawan, yang diasah malah otak kirinya terus.
65. Kalau jadi pengusaha, otak kanannya semakin terasah.
66. Kalau jadi karyawan, sering kreativitas, imajinasi, nggak dipakai. Kalau pun dipakai, kadang nggak dihargai.
67. Karyawan, kadang kudu pakai seragam dan busana formal.
68. Karyawan, mesti absen-absen segala lagi.
69. Karyawan, kadang kudu pura-pura rajin pas ada Bos.
70. Pengusaha, sering bisa lebih cepat naik haji.
71. Pengusaha, sering bisa lebih cepat menghajikan dan mengumrohkan orang tua.
72. Pengusaha, sering bisa lebih cepat memberikan orang tua perawatan yang terbaik.
73. Pengusaha, bisa lebih cepat mengurangi maupun meniadakan beban kerja ibu dan ayahnya, agar nggak perlu lagi capek-capek begitu. #Kasiaaannn
74. Beberapa karyawan, sedih jarang-jarang dekat sama orang-orang yang dicintai.
75. Pada era industri dulu, kurang lebih ketika zaman penjajahan Belanda, menjadi karyawan adalah sesuatu yang hebat, bakal dipuji-puji. Sekarang, seperti itu sudah tidak zamannya lagi dipuji-puji.
76. Kalau karyawan, kadang sudah bekerja keras, sabar, telaten, teliti, nahan dimarahin, paksa-paksain mata yang sudah 5 watt, eh, gajinya dikit banget. Nggak sebanding dengan biaya kuliah yang ratusan juta. Gak sebanding dengan "biaya upah" untuk masuk kerjanya dan dapat proyeknya.
77. Pengusaha, keluar dari zona nyaman. Berkontribusi untuk negeri.
78. Pengusaha bergumam, waktu terus berjalan. Mau nunggu sampai kapan lagi untuk membahagiakan orang tua?
79. Karyawan, janji mau ngajak orang tuanya jalan-jalan ke 'Situ', tapi nggak jadi-jadi?
80. Karyawan, kadang pekerjaannya nggak sesuai dengan jiwanya. Sementara ada hal lain yang memanggil jiwanya.
81. Beberapa ibu Rumah Tangga, bisa punya bisnis kecil-kecilan di Rumah, tapi bisa juga ngantar anak Sekolah, anak les, ngajarin anak ngaji, main-main sama anak, bisa leluasa melayani suami, bisa leluasa dekat-dekat sama orang tua, tapi uang tetap masuk ke kantong. Nggak perlu capek-capek. #Sedaaaapp
82. Biasanya, pengusaha lebih bisa sholat fardhu berjama'ah di Mesjid dengan tepat waktu secara berjama'ah.
83. Terkadang, beberapa karyawan sholat fardhunya tidak tepat waktu, tidak di Mesjid, dan tidak berjama'ah.
84. Biasanya, pengusaha lebih bisa sholat dhuha, bahkan beberapa raka'at.
85. Terkadang, beberapa karyawan tidak sempat sholat dhuha.
86. Tinggalkan yang membuat kita lalai dengan kewajiban pada Allah. Jalan akan dibukakan bagi yang bertaqwa. Ingat QS. At-Thalaq ayat 2 dan 3.
87. Banci aja udah berani buka Salon. Masa' yang laki tulen belum berani?
88. Orang yang hobinya jadi karyawan, biasanya berdalih, "Nggak usahlah banyak-banyak duit. Yang penting keluarga udah bisa makan. Anak udah bisa Sekolah. Itu udah cukup." Tanpa dia khawatir apakah tetangganya sudah makan, apakah saudaranya bisa Sekolah.
89. Rasulullah bersabda, "....Sesungguhnya jika kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin lalu mengemis kepada manusia dgn menengadahkan tangan mereka....." (HR. Bukhari: 2537)
90. Rasulullah bersabda, "Kefakiran mendekatkan kepada kekufuran" (HR. Abu Na'im dari Anas). Ada yang bilang, bahwa hadits ini dhoif. Perlu diketahui dengan teliti, bahwa hadits dhoif itu berbeda dengan hadits maudhu. Andai pun kita lupakan sejenak hadits tersebut, nyatanya memang kita lihat ada orang miskin yang bersedia murtad, dengan begitu dia akan dikasihindomie karena dia belum makan. Ada pula yang tidak sholat Jum'at gegera mending ikut rapat ajah. Ada pula yang tidak sholat Jum'at gegera lebih mentingin nyetir angkot (sekali lagi, ini bukan karang-karangan. Ini fakta. Ini hasil curhatan. Dan di berita pun ada).
91. Rasulullah bersabda, "Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kefakiran dan kekufuran serta adzab kubur" (HR. Abu Dawud, Al-Nasai, dan Ahmad. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam dan Syu'aib al-Arnauth, beliau berkata: sanadnya kuat sesuai syarat Muslim).
92. Ustman bin Affan mendapat jaminan Syurga dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melalui harta yang dimilikinya. Yaitu saat dia mewaqafkan sumur Ruumah dan menginfakkan 300 ekor unta dan seribu Dinar pada perang Khandak. (HR. Bukhari, Bab: Manqib Utsman bin Affan)
93. Masih riwayat lain, bahwa orang yang menginfakkan dengan sepasang hartanya dipersilahkan masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki. Setiap penjaga pintu surga memanggil dan memprsilahkan ia masuk dari pintu tersebut. (HR. Bukhari dan Muslim)
94. Kalau jadi karyawan, kadang, beberapa diantaranya susah untuk zuhud dan qanaah. Karena ada yang siang-malam, terbayang kepingin punya mobil, kepingin punya Rumah, kepingin ini-itu, hingga lalai berdzikir.
95. Beberapa karyawan, bisa naik haji. Beberapa pengusaha, bisa naik haji dan menghajikan orang lain.
96. Beberapa karyawan, bisa ikut majelis ta'lim maupun majelis dzikir. Beberapa pengusaha, bisa ikut majelis ta'lim dan majelis dzikir, sekaligus membiayai kebutuhan majelis ta'lim dan majelis dzikir.
97. Pengusaha, berkemungkinan lebih untuk menggeser industri maksiat seperti halnya Diskotik, musik maksiat, film maksiat, sekulerisme, liberalisme, kapitalisme, dan doktrin sesat lainnya serta melawan pasukan musuh dalam perang pemikiran (ghazwul fikri), dikarenakan atas izin Allah, mereka diamanahkan kelebihan harta dan waktu.
98. Kerja itu bukan sekadar buat nyari gaji. Tapi juga nyari ilmu, pengalaman, relasi, informasi, data, hasil segmentasi, studi kasus, modal, dan integritas, dan sebagainya. Jadi, sama sekali tidak ada salahnya bila kerja dulu jadi karyawan. Tapi, jangan lama-lama. Apalagi selamanya (Kecuali, kalau ndak punya rencana pingin cepat berkontribusi dengan salah satu ikhtiar pribadi).
99. Beberapa karyawan, bisa keluar dari kesulitan. Beberapa pengusaha, bisa keluar dari kesulitan dan membantu orang keluar dari kesulitan.
100. Insya Allah, beberapa pengusaha bisa membantu Irak agar minyaknya tidak dikuasai Amerika melulu. Agar sebagian Palestina tidak dikuasai Israel melulu.
101. Untuk bisa menjadi negara yang maju, suatu negara kudu memiliki 2% pengusaha diantara seluruh penduduknya. Di Indonesia, belakangan ini jumlah pengusahanya ada sekitar 0,18% dari penduduknya. Padahal, kalau Malaysia, 5%. Singapura, ada 7%. Jepang, 10%. Amerika, ada 11%.
Sebetulnya ada lebih dari 101 alasan. Jadi, yah begitu. Sekali lagi, ini bukan sekadar iming-iming. Tapi ini fakta, beberapa pengusaha dan beberapa karyawan yang curhat. Makanya saya bilang "beberapa" dan "kadang", bukan "semua" dan "selalu". Daripada tersinggung, mending berubah. Daripada ngiri, mending nganan. Hehehe! 101 Alasan Kuat Kenapa Harus Jadi Pengusaha, dan Jangan Jadi Karyawan resign berhenti stop kerja pegawai bisnis dagang cara memulai motivasi buka toko usaha
Karena memang, aslinya mau menjadi karyawan atau pengusaha tidaklah langsung menjadikan kita mulia. Seperti yang saya bilang di awal tadilah. Ntah itu "karyawan" atau "pengusaha" itu cuma "alat", persoalannya, dengan "alat" itu, kita pakai untuk apa? Apakah kita jadi lebih mudah berderma? Apakah kita jadi lebih punya waktu untuk ibadah? Atau malah membantu kita jadi makin jauh dengan keluarga? Jadi lalai ibadahnya? Atau apa? Pokoknya, apapun yang kita lakukan, itu tergantung dari niatnya.
Sekian share saya tentang 101 alasan mengapa harus menjadi pengusaha, semoga bermanfaat yaa...
President Media sebagai pelaku dan konsultan web
ReplyDeletemarketing memenuhi tuntutan kebutuhan klien, kami menawarkan Jasa
SEO untuk perusahaan anda baik kecil, menengah, maupun perusahaan besar.
Baik skala Lokal, Nasional, bahkan untuk pemasaran global seperti export/import,
layanan kami menyesuaikan kebutuhan klien.
My page; jasa pembuatan website